Oleh : Manuel Mawengkang

Wacana lock down memang sudah menjadi sebuah wacana yang digodok jauh-jauh hari oleh para politisi yang kebelet boker dan ingin berkuasa di Indonesia. Lock down sebuah tempat adalah sebuah tindakan untuk mengunci segala peredaran baik dari dalam keluar atau luar ke dalam.

Tidak ada yang bisa masuk maupun keluar. Lalu, ketika Jakarta diminta untuk lock down dan berbagai artis dan pendukung ABas mulai ramai-ramai mengeluarkan tuntutan lock down kepada Jokowi dan pemerintah, tentu tidak semudah itu, Ferguso. Resiko-resiko macam apa yang mungkin terjadi jika Jakarta lock down?

Pertama, lock down akan sebabkan instabilitas ekonomi. Perekonomian di Indonesia, mayoritas bergerak dan mengalir di Jakarta. Jakarta adalah ibu kota yang di dalamnya masih terjadi transaksi ekonomi antar negara dan antar kota. Pelabuhan besar ada di Jakarta, bandara besar ada di Tangerang, yang secara perputaran transportasi, ke Jakarta. Bank Indonesia terletak di Jakarta.

Bursa efek Indonesia terletak di Jakarta. Semua roda perekonomian bergerak dari Jakarta. Lantas, jika Jakarta di lock down karena virus Corona, efek sampingnya akan menyentuh ke perekonomian bangsa ini. Jujur saja, ada aroma-aroma ingin menjungkalkan Jokowi di sini lewat perekonomian yang begitu melemah.

Ekonomi Indonesia sempat ada di dalam situasi yang sangat amat terpuruk setahun setelah IMF menawarkan bantuan kepada Presiden Soeharto yang gak becus memimpin negara ini selama 32 tahun. Amerika diduga menjadi biang krisis ekonomi yang menghantam Jakarta pada tahun 1998.

Kedua, lock down akan sebabkan instabilitas politik di negara ini. Politik di negara ini tidak pernah stabil, ketika masih ada orang-orang yang ingin Indonesia berubah sistem. Mereka ribut-ribut ingin mengganti Pancasila, dengan ideologi Khilafah, lewat boneka mereka yang disebut-sebut sebagai Prabowo.

Tapi pada akhirnya, mereka gagal mengangkat Prabowo, dan malah menjatuhkannya dalam jurang kekuasaan di menteri pertahanan. Joko Widodo menang dan menjadi pemimpin bangsa ini untuk kedua kalinya. Instabilitas politik ini seringkali terjadi. 

Namun dengan wacana lock down, instabilitas politik pasti jauh lebih bergejolak. Politik di bangsa ini bisa semakin diguncang dengan lock down.

Sekali lagi, Om Wowo ini memang dekat sekali dengan Amerika, dan orang ini haus kekuasaan. Maka, instabilitas politik memang terlihat sengaja diciptakan oleh orang dekat Om Wowo itu.

Lewat gubernur pilihannya, ABas, lock down ini diwacanakan. Sekali lagi, kepala Jokowi yang sedang diincar. Ia dibidik untuk segera diturunkan. Terlihat sekali dari statement politis WHO saat Indonesia masih zero casualties.

Mereka sepertinya tidak percaya mengapa Indonesia masih belum terkena Corona, padahal tidak ada lock down atau apapun sebelumnya. 

Tapi hal tersebut langsung dibantah oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, yang mengatakan bahwa prosedur uji coba terkait penyebaran virus Corona di Indonesia, menggunakan standar Jepang.

Ada dua kemungkinan yang saya baca dari statement Amerika ini. Pertama, Amerika ingin mendelegitimasi kemampuan Jokowi dalam mengidentifikasi virus Corona di negaranya. 

Kedua, Amerika gak percaya kenapa virus yang diduga dikirim dari negara itu, tidak berdampak pada orang Indonesia. Silakan kalian ambil posisi di mana. Kalau lock down, politik di Indonesia akan kacau balau.

Ketiga, lock down akan sebabkan instabilitas ketahanan negara dalam bentuk pangan, papan dan sandang. Orang yang mencari kerja di Jakarta akan kehilangan pekerjaan. Berkantor tanpa harus masuk kantor itu tidak semudah yang dibicarakan.

Harus ada infrastruktur internet yang memadai. Pertanyaan saya, berapa persen pekerja yang sudah memahami cara penggunaan internet untuk bekerja? Masih banyak orang kantor yang menggunakan internet. Mamarika ini memang pintar sekali mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Keempat, lock down akan mengakibatkan kerusuhan. Kerusuhan ini sering terjadi di Indonesia. Bayangkan pilpres saja bisa rusuh. Para ekstrimis dan radikalis memang ada yang sengaja menginginkan lock down untuk membuat kekisruhan. Saya kira, mereka yang ada di bawah garis kemiskinan akan terpancing untuk menjarah toko-toko bahan pokok.

Amerika harus bermain cantik. Mereka tidak bisa langsung dan tidak akan bermain secara langsung untuk menghancurkan Indonesia. Mereka punya satu antek yang disiapkan sejak lama, bahkan sejak dalam kuliah. Siapa dia? Singkatannya adalah ABas.

Saya berharap Jokowi bisa mempertahankan negara ini. Corona Virus tidak semengerikan yang dituliskan di media. Betul kita harus hati-hati, tapi jangan sampai goblok kalau lebih takut Corona ketimbang DBD yang sudah terbukti merenggut ratusan orang dalam waktu 3 bulan di tahun 2020 ini.

Tetap semangat. Gak usah sampai lock down. Karena resikonya sangat besar. Tenang saja, Jokowi sudah bergerak secara terstruktur, sistematis dan masif kok. Semua elemen keamanan mulai dari TNI Polri dan BIN sudah dikerahkan. ABas hanya cari panggung saja. Jokowi, kami mendukungmu.

Begitulah semangat-semangat.

Artikel ini telah tayang di : https://seword.com/umum/lock-down-strategi-belakang-layar-as-hancurkan-ZSRNZ1OVIm