telusur.co.id - Pondok pesantren selain sebagai sarana para santri menuntut ilmu agama juga sebagai tempat mengembangkan jiwa wirausahanya. Beberapa pondok pesantren telah memasukkan kewirausahaan dalam kurikulum pembelajarannya bahkan beberapa di antaranya telah memiliki usaha-usaha bisnis yang dikelola oleh para santri itu sendiri. 

Hasil usaha dari beberapa unit bisnis yang dikelola para santri inilah yang menjadi sumber pendapatan pondok pesantren dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Hasil survey awal yang dilakukan tim yang diketuai oleh Nadia Asandimitra, mereka ini seringkali kurang memperhatikan manajemen usahanya, terutama dalam hal pembukuan secara rutin transaksi keuangannya. Permasalahan ini menyebabkan sulit mengetahui perkembangan usahanya dari tahun ke tahun.

“Selain itu, masalah mereka masih belum memahami mengenai etika bisnis yang sesuai dengan kaidah agama Islam. Etika ini akan berdampak bagi kelangsungan usaha dan menciptakan kesetiaan konsumen,” terang Nadia pada keterangan tertulisnya. Rabu, (29/9/2021).

Berdasarkan informasi tersebut, para dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Surabaya (FEB Unesa) mencoba memberikan solusi dengan mengadakan pelatihan manajemen usaha dan etika bisnis. 

“Pelatihan yang dilaksanakan tanggal 26 September ini dibuka langsung sekaligus menyampaikan materi oleh pengelola Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo Gus Heri Cahyo Bagus Setiawan dan dilanjutkan oleh narasumber lainnya,” ungkap Nadia. 

Materi pertama mengenai etika bisnis bahwasanya santri harus berdagang dengan jujur menyajikan produk produk yang halal, tidak menjual ayat Al-Quran dan Hadis sebagai bahan promosi dan tidak memberikan janji-janji palsu kepada pelanggannya. 

Selanjutnya, Nindri Untarini pemateri kedua berkata, “Dalam pembukuan keuangan sederhana diperlukan komitmen yang kuat untuk melakukan pencatatan setiap hari dan mampu membedakan pemasukan dan pengeluaran,” ucapnya. 

Tak kurang dari 20 santripreneur/jamaahprenuer Pondok Pesantren Mukmin Mandiri mengikuti pelatihan dengan antusias dengan banyak diskusi dari kedua belah pihak.  

Siti Munowaroh, salah satu jamaah berkata, “Pelatihan seperti ini bermanfaat untuk kami dan yang paling saya ingat pesan bu Nindria nggak boleh praktik nipu laporan keuangan yang dibesar besarkan kalau mau kredit bank,” tegasnya 

Seiring dengan keterangan peserta, Gus Heri selaku pengelola Pondok Pesantren Mukmin Mandiri juga mengapresiasi karena pelatihannya berkesan dan mencerdaskan santri/jamaah. 

“Implementasi ke depan program pengabdian kepada masyarakat ini harus berkesinambungan memberikan edukasi kepada santripreneur/jamaahpreneur, perlu diberikan edukasi tentang produk halal,” tutup Gus Heri. (ari)